Krisis Real Estate China Evergrande dan Dampaknya terhadap Pasar Global

Krisis sektor properti di China, yang dipicu oleh slot 5 ribu kejatuhan Evergrande Group, telah menjadi sorotan utama dalam ekonomi global. Sebagai salah satu pengembang properti terbesar di dunia, kegagalan Evergrande mencerminkan kerentanan struktural dalam ekonomi China dan menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap pasar internasional.(Bisnis.com, liputan6.com)

Latar Belakang Krisis Evergrande

Didirikan pada 1996 oleh Xu Jiayin, Evergrande tumbuh pesat selama dua dekade terakhir, membangun lebih dari 1.300 proyek di lebih dari 280 kota di China. Namun, ekspansi agresif ini didanai oleh utang besar, yang pada puncaknya mencapai sekitar USD 340 miliar. Ketika pemerintah China menerapkan kebijakan “three red lines” untuk membatasi utang perusahaan properti, Evergrande kesulitan memenuhi kewajiban finansialnya, yang menyebabkan gagal bayar dan gejolak di pasar keuangan.(World Economic Forum, liputan6.com, liputan6.com)

Dampak Domestik di China

Krisis Evergrande memperburuk perlambatan sektor properti China, yang menyumbang sekitar 29% dari PDB negara tersebut. Fenomena “kota hantu” dengan jutaan apartemen kosong mencerminkan kelebihan pasokan dan penurunan permintaan. Banyak proyek pembangunan terhenti, meninggalkan pembeli rumah tanpa kepastian. Selain itu, perusahaan-perusahaan terkait, seperti pemasok bahan bangunan dan kontraktor, menghadapi risiko kebangkrutan akibat pembayaran yang tertunda.(Bisnis.com, Financial Times, KOMPAS.com)

Reaksi Pemerintah China

Pemerintah China telah mengambil berbagai langkah untuk menstabilkan sektor properti, termasuk menurunkan suku bunga hipotek, mengurangi uang muka pembelian rumah, dan mendorong pemerintah daerah membeli properti tak terjual untuk perumahan terjangkau. Namun, upaya ini belum berhasil memulihkan kepercayaan konsumen dan investor. Penurunan populasi dan perubahan preferensi generasi muda turut menekan permintaan properti.

Dampak Global

Meskipun krisis Evergrande terutama berdampak domestik, efeknya terasa di pasar global. China merupakan konsumen utama komoditas seperti baja, tembaga, dan aluminium. Penurunan aktivitas konstruksi di China menyebabkan turunnya harga komoditas ini, memengaruhi negara pengekspor seperti Australia dan Brasil. Selain itu, volatilitas nilai tukar yuan dan ketidakpastian ekonomi China meningkatkan kehati-hatian investor global terhadap aset-aset terkait China.(INPressInternational)

Dampak terhadap Indonesia

Di Indonesia, dampak langsung krisis Evergrande relatif terbatas karena minimnya keterkaitan langsung dengan perusahaan tersebut. Namun, ada potensi dampak tidak langsung melalui penyesuaian portofolio investasi oleh investor asing dan fluktuasi harga komoditas ekspor. Beberapa analis juga melihat peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dari investor China yang mencari diversifikasi portofolio, terutama di sektor properti dan infrastruktur.

Kesimpulan

Krisis Evergrande menyoroti risiko sistemik dalam sektor properti China dan potensi dampaknya terhadap ekonomi global. Meskipun upaya stabilisasi telah dilakukan, pemulihan sektor ini memerlukan waktu dan reformasi struktural. Bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, penting untuk memantau perkembangan ini dan menyesuaikan strategi ekonomi guna mengantisipasi dampak lanjutan dari krisis ini.

By admin